19 November 2007

kreatip-kreatif-creatiph(bukan kere aktip)..ein partz

Penulisan kali ini dimaksudkan untuk menjawab permintaan dari teman si Om yang bernama Sailor Venus, selain itu penulisan blog kali ini juga bertujuan untuk sedikit mengupas lebih dalam mengenai penurunan tingkat ke-kratipitas-an seiring dengan peningkatan umur. Mungkin secara tidak langsung para pemilik diri dan imajinasi yang dulu amat menyenangkan dan memuaskan bagi pribadinya sendiri dan semua yang menikmati hasil dari olah kreatip tersebut. Maklum aja proses itu berlansung secara perlahan dan lama serta berkelanjutan. Semua penyebabnya adalah mulai dari lingkungan, peraturan dan paksaan yang hingga kini mungkin masih tidak kita rasakan. Jadi untuk selanjutnya, penulisan ini akan difokuskan ke sekitar pembahasan atas kreatipitas dan beberapa hal yang terkait atasnya.
Beberapa hal yang terkait dengan kreatipitas adalah diri sendiri, emosi, lingkungan hingga makanan(kalo ini sih pengalaman pribadi). Maksudnya semua hal di sekitar kita tuh bakal sangat berpengaruh terhadap diri kita sendiri. Kalo bisa diambil contoh adalah sewaktu kita masih duduk dibangku sekolah. Sewaktu diawal Taman Kanak-kanak kita bertindak dengan bebas,setiap hari ada jam khusus dimana kita hanya fokus pada sekumpulan plastisin berwarna-warni yang saat itu kita diberikan kesempatan sebebas-bebasnya untuk membentuk plastisin tadi menjadi apapun yang kita mau meskipun kadan malah bentuk yang kita maksudkan sebagai mobil malah lebih mirip seperti kotak sabun yang pembungkusannya tidak sempurna. Nah itu yang dinamakan kreatip, kita bisa menuangkan apa yang ada di pikiran kita tentang suatu ide pada bentuk yang kongkrit, padahal saat itu si Om yakin kalo kita tuh gak tau apa tujuan dari kegiatan plastisin yang kita bentuk seperti bola atau ular(bentuk paling mudah). Saat kita di SD(di tingkat awal) secara tidak sadar telah masuk beberapa aturan yang disisipkan melalui cara-cara tersembunyi seperti aturan dalam penulisan karangan setelah liburan di pelajaran Bahasa Indonesia. Bahkan nilai paling dasar kita juga mulai dapatkan saat pak guru mata pelajaran AGAMA yang menceritakan kedigdayaan perjuangan dan mukjizat para nabi yang menyebabkan kita berpikir kalo jangan-jangan para nabi itu adalah teman dari Superman dan Batman (itu masih ada sisa kreatipitasan).
Di SMP, kita mulai mengalami proses adaptasi terhadap nilai dan aturan pembatas yang sudah kita kita terima selama ini yang tersamar dengan kebanggan oleh peringkat yang didapat pada saat pembagian rapot di akhir tiap periode. Saat kebanggan mulai hadir di diri ketika membaca kalo kita mendapat peringkat satu di rapot dengan rata-rata nilai delapan lebih, tanpa sadar kita mulai mengalami kehilangan kekreatipitasan. Emang sih mungkin ada beberapa pihak yang memakai cara yang kreatip untuk mencapi prestasi tertentu untuk mencapi nilai yang memuaskan, seperti MENCONTEK (tapi itu kan dosa...tenang aja aku udah gak nyontekkan lagi koq, coz kalo sampe ketauan nyontek di STAN, Si Om bakalan mati mengenaskan, masuk koran seribu-an abis itu kurus deh). Mungkin salah satu pemuas otak kanan kita(kalo menurut buku bertema kreatipitas yang si Om baca, Otak kanan merupakan pusat kreatipitas dan keganjilan sedangkan Otak kiri (kalo menurut novel LASKAR PELANGI merupakan jaringan serabut halus yang bisa membuat teman si Ikal yang berwarna...ups bernama LINTANG bisa memahami berbagai persamaan logis fisika dan matematika setingkan Doktoral pada saat dia masih SD) adalah pelajaran seni rupa dan sejarah yang bisa mengembangkan imajinasi kita mengenai bentuk. keadaan serta emosi yang teriring ketika mengerjakan tugas pembuatan prakarya untuk kelulusan juga ketika kita membaca bahwa pada saat Pangeran Diponegoro marah karena ditipu Belanda saat perundingan maka sebuah meja menjadi penahan amarahnya juga sebuah benteng dijebolnya saat meninngalkan benteng belanda di kawasan Tegalrejo,Yogyakarta.
SMA, menurut beberapa orang adalah masa-masa terindah. Hal ini mungkin disebabkan karena saat itu hampir semua murid sudah mengalami gejala awal kedewasaan secara fisik. Bulu-bulu yang tumbuh, darah haid yang datang bulanan beberapa hormon yang kalo menurut ilmu biologi baru diproduksi dan perubahan bentuk tubuh yang menyebabkan kita bisa tertarik dengan lawan jenis. Normal sih, Bahkan puisi yang ditulis dan kata-kata filosofis yang diucapkan untuk menarik perhatian si-DOI malah membuat kreatipitasan kita semakin tinggi. Tapi kadang kreatipitas yang dihasilkan itu malah membuat kita juga buat alesan biar bisa bolos. untuk akhir periode SMA bahkan untuk beberapa murid. kreatip harus dihapuskan oleh sesuatu yang namanya UJIAN dan SPMB. Kelulusan dari ujian dan jurusan paporit(ketuluran waktu sempet tinggal di Cilegon) masih bisa membuat kita langsung meng-katu merah-kan hal yang namanya kreatip dan lagsung ditindih sama segala buku yang berisi rumus, ringkasan materi juga materi persiapan Ujian dan SPMB yang kalo menurut tulisan yang tercantum di sampul depannya sudah disertai dengan soal prediksi ujian tahun depan(emangnya dia dukun...busedh). Nah itu baru segilintir cerita mengenai proses penghapusan kreatip yang kita alami sampai tingkat SMA coba aja dibayangin kalo cerita ini dilanjutkan sampai tahap kuliah-kerja-nikah-tua.

Tidak ada komentar: