14 Februari 2008

neraca hati

Semuanya berawal ketika sebuah telepon yang dilanjutkan dengan beberpa tangisan dan marah. Ternyata itu membuat kita makin dekat. Maafkan kalao engaku sempat menjadi penghibur, karena sekarang aku telah menyadari, kaulah yang kucari. Mungkin memang tidak semua harapan dapat terpenuhi, tapi tetap saja sebuah kenyataan adalah pasti karena setiap konstanta yang membuat itu ssemua terwujud adalah sebuah perjuangan detik yang mengalir dan mengahasilkan sebuah perasaan yang mengambang antara bahagia dan harapan.
Akhirnya tiap detik penantian menjadi menit kesedihan. Hal ini terjadi akibat setiap persamaan matematika yang ikut tercipta seiring kita bersama menjadi indah karena dihiasi senyuman. Andai saja detik kesedihan sempat terhenti untuk sekedar melegakan udara, mungkin tidak akan tercipta indah ini.
Terima kasih atas kesempatan yang kau beri atas sebuah harapan. Harapan untuk lebih dari sekedar pembuktian yang tetap dipercaya, meskipun senyum tadi adalah sebuah luka yang mengkristal dan mengencangkan transformasi kita menjadi kita saat ini.
Adik telah membuktikan bahwa indahnya hati adalah suatu anugerah tanpa ada hubungan dengan yang lain. Apapun asal dari sebuah benda, manfaat adalah yang utama. Semua bisa bilang Asbabun nuzul adalah sumber kepastian, tapi dalam hal ini, kenyataan lebih penting dari sekedar sebuah pernyataan maaf. Adik telah memberi kesempatan atas sebuah kepercayaan, meskipun keraguan sering datang yang ditiupkan oleh setan amarah, maaf hanya emosi sesaat. Karena pada akhirnya sebuah keutamaan terletak pada sekarang dan masa depan bukan lampau.
Sebuah hutang yang telah dilunasi dengan harta maaf telah menjadikan modal ini terbentuk semakin nyata. Ada beberapa cadangan hati yang membuat kita tetap bisa menyesuaikan dengan keadaan. Akan terus kita periksa hingga akhirnya sebuah kepastian yang seimbang tercipta